By tya on 18 Januari 2011
Empat lampu bulat di bawahkaca, di hidung rangkaian railbus itu, tampak dominan. Kaca di atasnya lebar dan jernih. Sekilas, dilihat dari depan seperti wajah sebuah bus. Bagian dalamnya bersih. Kursi berwarna putih dengan dudukan dan sandaran berwarna cokelat tua terlihat serasi dengan konstruksi kaca lebar di sisi kiri dan kanan.
Kursi-kursi di dalam rangkaian railbus itu jika diduduki terasa lega. Konstruksinya seperti bus kelas eksekutif, jajaran kursi dua-dua. Railbus yang terparkir di kompleks PT Inka Madiun itu akan segera menjadi warga Kota Solo.
Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengoperasikan sarana transportasi massal railbus bakal segera menjadi kenyataan. Pemkot berencana memperkenalkan railbus yang diproduksi PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun itu pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-266 Kota Solo 17 Februari.
Railbus berbentuk seperti bus yang berjalan di atas jalan rel. Railbus di Kota Solo akan dioperasikan untuk melayani masyarakat dari Kota Solo menuju Sukoharjo-Wonogiri dengan melintasi tengah Kota Solo.
Dengan tenaga output sebesar 560 kw yang dibangkitkan dari mesin yang dipasang pada rangka bawah, railbus mampu menarik rangkaian tiga unit kereta (gerbong penumpang) berkapasitas total 160 orang dengan kecepatan maksimum 100 kilometer/jam.
Railbus dilengkapi air conditioner (AC) serta rak bagasi. Warna bagian dalam dan bagian luar didesain sebagai kombinasi yang mencerminkan filosofi slogan Spirit of Java.
Walikota Solo, Joko Widodo, Senin (17/1), berkunjung ke PT Inka Madiun. Dia bersama rombongan pejabat Pemkot dan wartawan melihat kesiapan railbus. Moda transportasi massal itu diharapkan melengkapi pilihan masyarakat untuk memanfaatkan alat transportasi massal.
“Railbus diharapkan meningkatkan pelayanan pada masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sarana transportasi,” ungkap Walikota.
Walikota menjelaskan railbus yang akan dioperasikan di Kota Solo terdiri atas satu rangkain. Rencananya <I>railbus<I> tersebut akan beroperasi di jalan rel kereta api (KA) yang melintasi tengah Kota Solo.
“Yang jelas akan melewati rel yang sekarang sudah ada di tengah kota. Pada peluncuran, railbus akan diujicobakan beberapa hari saja, kemudian akan dikembalikan lagi ke PT Inka Madiun untuk penyempurnaan,” imbuh Walikota.
Pengoperasian moda transportasi massal railbus tersebut diharapkan dapat memecahkan masalah transportasi di Kota Solo. Masyarakat yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi diharapkan berpindah ke moda transportasi massal.
Direktur Utama (Dirut) PT Inka Madiun, Roos Diatmoko, mengatakan railbus itu merupakan pesanan pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Departemen Perhubungan. Program perakitan railbus dilaksanakan melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dalam dua tahap. Tahap I tahun 2009 dan tahap II tahun 2010 dengan nilai total Rp 16 miliar.
Roos menjelaskan railbus dirancang khusus sebagai sarana transportasi kombinasi dari konstruksi bus ringan dan kereta api. Railbus bisa disebut bus dijalankan di atas jalan rel. Berat kereta api normal dengan bus yang berjalan di atas rel tersebut berbeda karena railbus didesain lebih ringan.
“Railbus ini merupakan railbus kedua yang dirakit PT Inka Madiun. Railbus pertama telah dioperasikan di Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatra Selatan,” ungkapnya.
Roos mengatakan pembuatan satu set railbus yang terdiri atas tiga kereta (gerbong) membutuhkan biaya Rp 16 miliar. Dalam pengembangan railbus tersebut, Roos mengatakan, PT Inka mendesain kereta dengan bahan yang lebih ringan sehingga konstruksi rel menjadi semakin murah.
Saat ini, kesiapan railbus sudah 95 persen. Sebelum diluncurkan, PT Inka Madiun akan menyempurnakan beberapa bagian, di antaranya meninggikan atap.
sry
http://www.solopos.com/2011/solo/railbus-pilihan-baru-transportasi-massal-kota-solo-82764
Pasoepati adalah nama sebuah kelompok suporter sepak bola yang berasal dari kota Solo. Terbentuknya Pasoepati tidak terlepas dengan kehadiran klub sepak bola Pelita Jaya yang pernah berkandang di stadion Manahan tahun 2000 lalu. Sembilan Februari 2000 lahirlah kelompok suporter Pelita, bernama Pasukan Soeporter Pelita Sejati atau yang disingkat dengan sebutan Pasoepati.
Sinergi Pelita dan Pasoepati saat itu menjadi gairah baru yang mempersatukan publik bola Solo dan sekitarnya. Pasoepati adalah hasil akal budi seorang praktisi periklanan Solo, Mayor Haristanto. Ia mengambil prakarsa ketika tak ada wong Solo berani jemput bola guna membangun organisasi suporter ketika publik bola Solo terserang euforia karena tiba-tiba hadir tim elit Liga Indonesia di kotanya. Dengan menunggangi gairah warga Solo yang meluap, dipadu sinergi cerdas dengan media massa lokal dan nasional, Pasoepati meroket menjadi meteor di kancah persepakbolaan nasional.
Dalam perjalanan Pasoepati yang sudah berumur 10 tahun ini, Pasoepati tercatat sudah memberikan dukungannya kepada tiga klub yang pernah ada di kota Solo. Diawali di tahun 2000 dengan kehadiran Pelita Jaya yang kemudian menjadi cikal bakal terbentuknya Pasoepati.
Di tahun 2003, hengkangnya Pelita dari kota Solo kemudian digantikan oleh klub asal Jakarta Timur yang kemudian meleburkan namanya sebagai Persijatim SOLO FC. Namun, nostalgia Pasoepati dengan Persijatim ternyata hanya berlangsung selama 3 tahun. Dan di tahun 2006, Pasoepati akhirnya mengikrarkan dirinya untuk mendukung tim asli daerah, Persis Solo, seiring juga prestasinya berpromosi ke divisi utama.
Jangan pernah menanyakan tentang loyalitas kepada Pasoepati. Meski harus dihadapkan dengan situasi klub kebanggaannya (Persis Solo) yang saat ini terbilang minim sekali prestasi, Pasoepati tetap setia dan mempunyai loyalitas dan dedikasi tinggi terhadap klub yang didukungnya.
Meski berasal dari kota Solo, namun Pasoepati juga mendapatkan dukungan dari masyarakat luas di kabupaten Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, Karanganyar dan Wonogiri. Dukungan luas dari berbagai daerah menjadikan Pasoepati sebagai salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia. Pasoepati telah berhasil menjadi wadah pemersatu puluhan ribu warga Solo dan sekitarnya untuk bisa saling bersatu, saling bahu-membahu mendukung sebuah tim sepak bola yang bisa membuat bangga kota Solo tercinta.
Berdiri : Rabu Legi, 9 Februari 2000 di Griya Reka Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiyono 37, Solo.
Pencetus nama : Suwarmin
Bunda Pasoepati : Kris Pujiatni, S.Psi
Pendiri :
Pak Hadi Guru Olah Raga ( pencipta lagu laskare Pasoepati), Nuris Paseopati natem “nayu timur”, Pak Bandi Seksi Ubed,Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo Putranto, Sri Sulastri ( Maknyak )Dencis, Deny Susanto, Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi Prasetyo, Maeda Daneswara, Mashadi “Pete”, Mayor Haristanto, Rio, Siswanto, Sukimo, Sukirno, Supriyadi “Ateng”, Suwandi, Suwarmin, Tommy, Wawan.